Labuan Bajo (TransTV45.com)| Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perindo Manggarai Barat (Mabar), merasa kesal dan gerah dengan perlakuan oknum tak dikenal yang mencopot baliho Partai Perindo di Labuan Bajo, yang terjadi pada Senin, (15/11/2021).
Ini bukan masalah kecil dan sederhana, Peristiwa itu sangat terkait erat dengan harkat dan martabat partai Perindo di seluruh Indonesia, ungkap Stanislaus Stan.
Demikian pernyataan sikap resmi ketua DPD Perindo di Labuan Bajo kepada media ini, Senin (22/11/2021).
Stanis, demikian sapaan akrabnya begitu menyayangkan peristiwa tersebut dan kecewa dengan tanggapan pihak Polres Mabar.
“Saya sangat menyayangi peristiwa tersebut. Dan sampai hari ini Polres Manggarai Barat belum ada kabar terkait proses penyelidikan yang mereka lakukan”, beber Stanis .
Baginya, pencopotan itu bukan soal benda yang nilai nominal secara rupiah tidak seberapa, tetapi itu menyangkut harga diri partai sebab dalam baliho itu terdapat lambang partai dan foto ketua DPP, DPW, dan DPD.
“Ini bukan soal 1 lembar baliho yg bernilai rupiah sangat kecil secara matematik. Tetapi, baliho yg dicopot itu bernilai tak terhingga bagi partai Perindo karena di baliho itu terdapat Foto Ketua DPP, DPW, DPD dan juga lambang partai”, ungkap mantan politisi Gokar ini.
Oleh karena itu, menurut Stanis sangat tidak logis ketika pihak Polres Mabar menakar peristiwa itu dari sisi kerugian material.
“Jadi, sangat tidak logis ketika kemarin kami pergi laporkan kejadian ini ke Polres Mabar, malah mereka bertanya berapa nilai kerugiannya? Saya tidak mengerti perspektif apa yg dipakai, misalnya ada orang yg merobek atau menginjak Bendera Merah Putih, apakah pertanyaannya berapa nilai kerugian?”, ucap Stanis retoris.
Lebih lanjut Stanis menegaskan bahwa Bendera merah-putih secara kalkulatif mungkin nilainya tidak seberapa. Tetapi, itu bukan soal rupiah semata.
“Mungkin nilai rupiahnya tidak lebih dari 200.000 per lembar tapi apakah ketika bendera sebagai lambang negara dirobek, dicopot, diinjak oleh org tak dikenal, apakah negara berdiam diri? Bagi kami, Baliho foto ketua DPP dan lambang partai Perindo adalah segalanya”, tegas Stanis.
Bahkan menurut Stanis, jika peristiwa ini didiamkan, maka ini sebuah preseden buruk bagi daerah yang dikenal sebagai destinasi super premium ini.
“Dan kalau ini didiamkan atau dengan kata lain polisi gagal mengungkap siapa pelaku dan apa motifnya, saya kira daerah ini akan gagal menjadi Daerah pariwisata super premium. Mengapa? Para penjahat masih dibiarkan berkeliaran. Kalau sampai peristiwa ini gagal diungkapkan, sama artinya daerah ini diberi ruang untuk terjadinya potensi konflik menjelang pemilu serentak tahun 2024 mendatang”, imbuh Stanis.
Atas dasar itu, Stanis merasa perlu untuk memberikan imbauan baik kepada polisi maupun pada segenap kader Perindo Mabar.
“Karna itu, saya menegaskan beberapa hal berikut. Pertama, polisi segera menangkap pelaku dan mengungkap motif pelaku. Kedua, terhadap seluruh jajaran pengurus dan simpstisan partai Perindo sekabupaten Manggarai Barat, untuk menahan diri sambil menungggu Polisi menangkap pelaku. Saya serukan untuk jangan melakukan tindakan di luar yang kmi instruksikan. Kita beri kepercayaan kepada polisi untuk mengungkap ini”, tegas Stanis.
Stani Stan dan segenap pengurus Perindo Mabar telah berkoordinasi kejadian ini baik di tingkat daerah, Provinsi maupun Pusat akan melaporkan peristiwa ini secara resmi ke Maber Polri.
“Dan untuk diketahui, terhadap masalah ini kami secara resmi sdh melaporkan kepada Ketua DPW partai Perindo Propinsi NTT, dan kepada DPP partai Perindo di Jakarta, dan Ketua DPW akan segera mengadu dan berkordinasi kejadian ini ke Polda NTT, demikian DPP akan segera melaporkan kejadian ini ke Mabes Polri. karna ini bukan masalah sederhana,” tegas Stanis. *(NTT/RED)