Perkataan Kurnia Zebua Cukup Tajam Dinilai Menyindir PemDa Kota Gunungsitoli

Breaking News368 Dilihat

Gunungsitoli | Transtv45.com – Akhir-akhir ini banyak rumor yang beredar mengenai perkataan salah seorang pejabat diwilayah Kota Gunungsitoli terus diperbincangkan baik dimedia sosial maupun dikalangan masyarakat.

Namun, sampai saat ini pemerintah Kota Gunungsitoli diduga masih belum sadar bahwa itu merupakan suatu kata sindiran mengarah kepada pemerintah setempat. Hal ini disampaikan Ama Iren Laoli selaku warga Desa Tuhegeo II. Rabu (08/12/2021).

Perbincangan itu, berdasarkan perkataan Kurnia Zebua selaku Kadis pendidikan Kota Gunungsitoli menyebutkan bahwa Desa Tuhegeo II tidak cocok berada diwilayah Kota Gunungsitoli.

“Medannya memang sangat susah, tidak cocok sebenarnya di Kota gunungsitoli, “Ungkap Kurnia Zebua Sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli dilansir oleh Srikandinews.com

Salah seorang Warga, Ama Iren menilai bahwa perkataan itu jelas kuat dugaan sindiran mengarah kepada pemerintah daerah. Dimana, masih terdapat desa yang sangat jauh tertinggal di wilayah Kota Gunungsitoli sejak merdekanya Indonesia.

“Menurut saya, Perkataan Kadis itu jelas kuat dugaan mengarah atau menyindir pemerintah daerah yang tutup mata pada selama ini diwilayah itu. Kita jangan langsung menanggapi dengan negatif. Wajar jika Ucapan itu bernada cukup tajam walaupun tak pantas mengutarakan hal demikian karena bukan tupoksinya, “Ucapnya.

Dijelaskannya, sekarang terbukti bahwa Infrastruktur jalan yang mulus pun seolah olah masih sebatas angan dan kerinduan masyarakat sekitar. Hingga kini, jalannya sama sekali belum pernah disentuh pembangunan.

Bukan hanya itu, jaringan listrik (PLN), belum dirasakan. Meskipun, permohonan untuk masuk tiang sudah pernah di usulkan melalui pemerintah  Kota Gunungsitoli, namun sampai hari ini belum terealisasi.

“Kondisi itu menjadi bertolak belakang dengan visi-misi Pemerintah daerah menjadikan Kota Gunungsitoli berdaya saing, nyaman, dan sejahtera. Karena di sanalah satu-satunya lokasi yang benar membutuhkan perhatian yang sebenarnya, “cetusnya.

Sementara, Pemuda Desa Tuhegeo II, Ferdin Laoli, mengatakan bahwa Perkataan itu membuat mereka tersinggung akibat dugaan keceplosan seperti itu, seharusnya punya etika bila berbicara jangan membuat hati semakin perih. Ibarat sudah terluka masih di siram garam.

“Baiknya Kadis itu mendorong pemusatan infrastruktur pembangunan terlebih-lebih pendidikan dan budaya di wilayah ini bukan malah membedakan tidak cocok berada di kota gunungsitoli, “Ujar Ferdin.

Disebutkannya, Jangan hanya melihat kondisi jalannya yang masih terisolir. Carilah solusi agar dapat diperhatikan oleh pemerintah kota gunungsitoli untuk menjadi desa ini menjadi lebih baik kedepan.

“Kami sebagai pemuda, berharap kepada Walikota Gunungsitoli, memanggil dan menegur Kadis Pendidikan Kota Gunungsitoli, semoga ucapannya itu agar di klarifikasi untuk meluruskan supaya tidak menjadi konsumsi publik lagi, “harapnya.

Juli Berkat Bate’e 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *