PK-177 Arunika Naraya Peduli, Rumah Warga di Mabar dan Manggarai Direhabilitasi

Breaking News261 Dilihat
PK-177 Arunika Naraya Peduli, Rumah Warga di Mabar dan Manggarai Direhabilitasi. (Foto : Isth)

Ruteng-TransTV45.com| PK-177 Arunika Naraya melaksanakan peresmian proyek sosial berupa Bantuan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur pada Rabu, 12 Januari 2022. PK-177 Arunika Naraya terdiri dari 156 orang penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang akan diberangkatkan ke dalam dan luar negeri untuk menempuh pendidikan magister dan doktoral. Proyek sosial ini dilaksanakan mulai dari 14 Desember 2021 dan masih terus berlanjut sampai pembangunan rumah layak huni selesai dilaksanakan.

Rumah bukan hanya sebagai tempat berlidung dari panas dan hujan, namun keberadaan rumah layak huni penting demi mendukung kehidupan yang berkualitas. Program penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat pra-sejahtera yang dilakukan oleh pemerintah masih menghadapi berbagai tantangan diantaranya adalah persoalan lahan dan terbatasnya kemampuan pendanaan pemerintah. Menurut Badan Pusat Statistik (2019), Nusa Tenggara Timur menjadi salah satu provinsi dengan persentase rumah tidak layak huni tertinggi di Indonesia.

Perwakilan PK-177, Robertus Heron Banilo, mengungkapkan “Untuk membantu mengurangi permasalahan tersebut dan meningkatkan peran serta anggota PK-177 dalam pembangunan berkalanjutan, kami berfokus pada pembangunan rumah layak huni yang diharapkan dapat mengurangi permasalahan dari aspek sosial, lingkungan, kesehatan, dan infrastruktur.”

PK-177 Arunika Naraya Peduli, Rumah Warga di Mabar dan Manggarai Direhabilitasi. (Foto : Isth)

Tujuan proyek sosial ini sejalan dengan Tujuan 11 SDGs Indonesia untuk mewujudkan pemukiman yang aman, tangguh, dan berkelanjutan. Hal ini juga dilakukan untuk mewujudkan tidak adanya masyarakat yang tertinggal agenda pembangunan. Proyek Sosial ini dapat berjalan dengan baik atas kerja sama penerima beasiswa LPDP dengan berbagai pihak, diantaranya adalah Fasilitator Program KOTAKU Kabupaten Manggarai, Fasilitator Disabilitas Kementerian Sosial di Kabupaten Manggarai, Pemerintah Desa dan masyarakat setempat, serta dukungan pendanaan secara swadaya dari anggota PK-177 dan PT Sarana Multigriya Finansial.

Pada tahap pertama, pembangunan rumah layak huni ditujukan untuk kepala keluarga masyarakat pra-sejahtera yang merupakan keluarga dengan penyandang disabilitas. Pada tahap kedua, pembangunan rumah layak huni ditujukan untuk keluarga korban kekerasan dalam rumah tangga dengan masing-masing unit seluas ± 5 x 6 m2. Rehabilitasi rumah tidak layak huni dilakukan dalam tiga bagian utama, yaitu memperbaiki persentase kelayakan hubian dengan memperbaiki kondisi lantai tanah ke lantai semen, memperbaiki persentase kelayakan hunian dengan memperbaiki kondisi dinding rumah dari dinding pelepah bambu ke dinding permanen dan/atau semi permanen, serta memperbaiki kualitas atap rumah.

Peresmian proyek sosial ini dilaksanakan bersamaan dengan prosesi adat “Hese Ngando”, yang merupakan sebuah prosesi adat yang dilakukan dalam ragkaian pembangunan rumah berdasarkan
kepercayaan adat masyarakat setempat. Prosesi adat ini dipercaya sebagai ritual untuk menjaga bangunan tersebut agar tetap kokoh dan sebagai ritual penolak bala bagi keluarga yang akan menempati rumah yang baru dibagun. “Rangkaian kegiatan peresmian proyek sosial ini bukan hanya semata-mata pembangunan secara fisik tetapi juga menjadi sarana melestarikan tradisi warisan leluhur yang terus dipertahankan oleh masyarakat di Kabupaten Manggarai,” ujar Robertus.

Peresmian Proyek sosial ini dihadiri oleh Bapak Dwi Larso Direktur Beasiswa LPDP. Beliau menyampaikan apresiasi untuk sambutan secara adat untuk keluarga besar LPDP dan menyampaikan harapan, “Apa yang dilakukan oleh rekan-rekan PK-177 bersama PT SMF adalah setitik air di dalam lautan berbagai masalah yang ada di Indonesia, saya pikir titik air ini harus membesar menjadi sungai yang kemudian memberikan kebaikan, tidak hanya kepada masyarakat di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat, tetapi juga kepada seluruh rakyat di Indonesia.” Beliau pun mendorong anggota PK-177 untuk terus bersinergi dengan berbagai pihak untuk memecahkan masalah besar secara bersama-sama. *(NTT/RED)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *