Prof. Sri Minda Murni,M.S : Ayo Kembangkan Kompetensi Literasi untuk Mencapai Pakpak Bharat Nduma

Breaking News192 Dilihat

Transtv45.com – Pakpak Bharat ||

Literasi atau kemampuan baca tulis mengandung konsep yang luas. Keterampilan literasi mencakup mulai dari paling rendah sampai paling tinggi, yakni: mengenal huruf, mengeja, membaca cepat, memahami apa yang dibaca, mampu mengomunikasikan apa yang dibaca kepada orang lain dengan bahasa yang mudah difahami, dan mampu memanfaatkan hasil bacaan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Hal ini disampaikan Ketua Pokja Bunda PAUD Kabupaten Pakpak Bharat Prof. Sri Minda Murni,M.S,dalam tulisannya yang disampaikan kepada poskotasumatera.com,Rabu (29/03/2022),menebutkan ” Ayo Kembangkan Kompetensi Literasi untuk Mencapai Pakpak Bharat NdumaHal itu disampaikan”

Paparan ini dijelaskan,bahwa kompetensi literasi yang paling kita idamkan adalah  kompetensi memanfaatkan hasil bacaan untuk kesejahteraan hidup pembacanya.

Dalam hal ini lah masyarakat Pakpak Bharat yang pembaca dapat berkontribusi bagi  Pakpak Bharat nduma yang kita cita-citakan bersama.

Mengapa literasi itu penting?Setidaknya ada 4 alasan.Pertama, ciri masyarakat yang memiliki peradaban atau budaya tinggi itu salah satunya adalah pada kompetensi baca tulis masyarakatnya yang memang tinggi.

Kedua, kompetensi literasi yang rendah berdampak pada sikap anti sosial.Mereka yang seperti ini sulit diajak untuk melakukan kebaikan atau pembaharuan di masyarakat.

Ketiga, kompetensi literasi yang rendah berdampak pada sikap negatif terhadap pendidikan. Anak-anak yang tumbuh pada lingkungan literasi yang buruk,  pada umumnya  menganggap sekolah hanya membuang-buang waktu saja.

Keempat, kompetensi literasi yang rendah akan menjadikan seseorang sulit memperoleh pekerjaan. Apabila mendapat pekerjaan, pada umunya  mereka akan memperoleh pekerjaan dengan penfhasilan yang rendah.

Berkaitan dengan literasi, di Pakpak Bharat kita mengamati 2 hal yang perlu kita benahi serius.

Pertama, masih banyak orangtua terutama ibu-ibu yang memiliki kompetensi literasi Al Qur’an yang rendah. Oleh karena itu maka kita perlu menyusun program yang sistematis bagi ibu-ibu mulai dari menamatkan Iqro’ 1 sampai 6, membaca ayat demi ayat Al Qur’an sampai lancar dan khatam, mempelajari isi kandungan al Qur’an ayat per ayat, mengungkapkan isi kandungan Al Qur’an dalam bahasa yang mudah difahami anak/anggota keluarga mereka, dan memanfaatkan isi kandungan Al Qur’an untuk kebahagiaan dan kesejahteraan hidup keluarganya.

Bukankah ilmu tentang kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan hodup di akhirat semua tertera pada Al Qur’an?

Rendahnya kompetensi baca tulis Al Qur’an akan berdampak kepada tertutupnya kesempatan kita untuk memperoleh ilmu tersebut sehingga tertutup pula kesempatan kita untuk memperoleh manfaat dari bacaan tersebut.

Oleh karena itu mari kita tuntaskan buta aksara Al Qur’an di kalangan ibu-ibu. Pada sat yang sama mari kita lakukan program yang sama untuk Bapak-bapak.

Bagi anak-anak kita yang pada umumnya telah mampu dan lancar membaca Al Qur’an, mari kita tingkatkan mutu proses belajarnya ke tahap komperensi literasi yang lebih tinggi, yakni kompetensi mengomunikasikan isi kandungan Al Qur’an dalam bahasa yang mudah difahami pendengarnya dan kompetensi memanfaatkan isi kandungan Al Qur’an untuk membentuk kepribadian dan mengukir cita-cita hidupnya yang sejahtera lahir dan batin.

Hal kedua adalah kompetensi literasi Bahasa Indonesia maupun asing.Kompetensi literasi berbahasa Indonesia anak-anak kita pada umumnya masih rendah. Hal itu dibuktikan ketika kita membacakan sebuah bahan bacaan kepada mereka dan mereka diminta untuk mengungkapkan kembali isi bacaan, kebanyakan anak-anak kita masih kesulitan

Sampai di tingkat perguruan tinggi pun kita masih menyaksikan kecenderungan copy paste yang menunjukkan lemahnya kompetensi mengungkapkan kembali isi bacaan dalam bahasa sendiri sesuai konteks yang dibutuhkan.

Hal ini menandakan bahwa kompetensi literasi yang lebih tinggi yakni kemampuan memanfaatkan apa yang dibaca untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya masih jauh dari harapan.

Oleh karena itu kita harus membenahi kompetensi literasi ini sejak kecil.Ibu-ibu diharapkan dapat melakukan kegiatan strategis ini.

Hal yang dapat kita lakukan adalah memberi kesempatan bagi anak-anak untuk membaca sebanyak-banyaknya bahan bacaan di masa kecil mereka.

Kita dapat mulai dari mengumpulkan buku bacaan sebanyak-banyaknya, yang murah namun bermutu  secara bertahap. Di perwiridan misalnya, ibu-ibu dapat menyumbang uang Rp. 4000 – Rp 6000 untuk membayar 1 buku.Apabila anggota perwiridan berjumlah 50 orang, maka dalam 1 Jumat saja telah terkumpul 50 buah buku.Dalam sebulan terkumpul 200 buah buku.

Apabila 200 buku ini dipergilirkan penggunaanya, maka pada bulan berikutnya, setiap Jumat seorang ibu sudah dapat membawa 4 buah buku ke rumah untuk dibaca anaknya. Dalam sebulan seorang anak anggota perwiridan mendapat kesempatan membaca 16 buku dan dalam setahun mendapat kesempatan membaca 192 buah buku,.

Itu berarti bahwa dalam 9 tahun usia SD sampai SMP, seorang anak Pakpak Bharat telah memiliki kesempatan  membaca buku sebanyak 9 x 192 buah = 1728 buah buku.

Dengan cara itulah kita bahu membahu berkontribusi memastikan jalur tempuh menuju Pakpak Bharat nduma, yakni jalur literasi bagi anak-anak kita.

(Henry Angkat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *