MABAR-TRANSTV45.COM| Berbagai kendala memasuki musim tanam padi selalu dialami petani di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT) diantaranya persoalan irigasi. Salahsatunya terjadi di Dusun Purek, Desa Pacar, Kecamatan Pacar, mengeluhkan akibat tidak berfungsinya saluran irigasi persawahan.
Setidaknya hampir 20 bidang sawah milik belasan warga Dusun Purek kesulitan air, karena irigasi satu-satunya yang berada di tepi aliran Sungai tersebut ambruk.
Akibatnya, belasan orang petani sawah mengalami keterlambatan penanaman.
Pasalnya, proyek tersebut yang berlokasi di Wae Nangka, Dusun Purek, Desa Pacar, Kecamatan Pacar tersebut dengan panjang 50 meter, baru selesai dikerjakan tahun 2021 sudah rusak kembali dan menelan anggaran kurang lebih mencapai Rp250 juta.
Untuk diketahui, Proyek Irigasi Wae Bangka Purek tersebut milik Oknum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Manggarai Barat Fabianus Latu fraksi Hanura.
Sedangkan yang mengerjakan proyek tersebut Tarsi Gatut, merupakan guru honorer yang bekerja sebagai Tenaga Kontrak Daerah (TKD) sebagai pengajar di salah satu Sekolah Menengah Pertama di Macang Pacar.
Hal itu disampaikan salah seorang warga masyarakat Dusun Purek yang sawahnya terkena imbas dari ambruknya irigasi, kepada media ini, Kamis (23/6/2022) siang.
Menurutnya, persoalan tersebut sudah hampir satu tahun. akan tetapi sampai saat ini belum ada perbaikan dari CV. PHERGRINO atau kontraktor serta pemilik proyek irigasi tersebut.
Padahal kata dia, sekarang petani setempat tengah memasuki musim panen.
“ Lihat saja Pak, padi dibagian atas sudah besar, sebab sudah mulai ditanam awal tahun lalu. Saat itu kita secara bersamaan melakukan pembajakan sawah, tetapi mereka bisa lanjut sedangkan kita harus berhenti karena air tidak dapat mengalir kepetak sawah, setelah irigasinya ambruk, ” ungkapnya.
Senada dengan masyarakat lainnya mengatakan, Saluran irigasi yang dikerjakan pada tahun 2021 itu, dengan panjang diperkirakan 50 meter, sebagiannya sudah ambruk kurang lebih 25 meter, sehingga aliran air irigasi tersebut tidak dapat mengairi sawah masyarakat dan akibatnya warga tidak dapat melakukan penanaman secara bersamaan, ujarnya.
“ Pemilik proyek dan Kontraktor yang mengerjakan irigasi itu sudah tahu kondisi hancurnya menghampir satu tahun. Kita tidak tahu mengapa belum ada petugas yang cek ke lokasi,” tuturnya.
Beberapa masyarakat yang tidak mau dimediakan namanya, mendesak Pemda Manggarai Barat untuk melakukan monitor secara ketat, terutama terhadap pemenang tender atau kontraktor agar dapat meningkatkan kualitas proyek sesuai regulasi yang ada.
Ia juga mendesak kontraktor proyek tersebut untuk segera mengambil tindakan secara cepat sebagai rasa tanggung jawab, tutupnya.
Ketika dikonfirmasi, Kontraktor pelaksana proyek tersebut membenarkan hal itu.
” Benar Pak, Proyek tersebut milik Pak DPRD dan saya yang mengerjakan, ” jelasnya.
Selain itu kata dia, benar pekerjaan aspirasi milik yang pak sebut diatas dan saya orang lapangannya. terkait kekurangan material ( batu) justru sisa bayak batu saat pekerjaan selesai, saya juga bingung kenapa ambruk, ujar Tarsi melalui pesan WhatsApp, Sabtu (25/6) siang.
Lebih lanjut kata Tarsi, terkait kekurangan material itu tidak benar, justru berkelimpahan material seperti ; pasir sisa 2 ret, Batu sisa 3 ret, tapi sudah dipakai keluarga waktu itu.
Proyek tersebut dikerjakan oleh ” CV PHERGRINO ” milik Krispin, tutur Tarsi.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi media ini melalui Via WhatsApp, Sabtu (25/6) siang, Anggota DPRD Manggarai Barat Fabianus Latu menjawab saya lagi pertemuan.
” Nanti saya kontak, saya lagi pertemuan. Saya kegiatan reses, ” jelasnya.
Selain itu kata Fabi Latu, terkait Irigasi tersebut saya hanya titip Anggaran, sedangkan yang mengerjakannya orang lain.
” Itu Proyek titip anggaran, saya tidak kerja proyek, ” tuturnya.
Terkait ambruknya irigasi tersebut, terjadi akibat diterjang banjir.
” Jebolnya tanggul irigasi tersebut akibat diterjang banjir, ” ungkap Fabi. *(Red)