Sejarah Terbentuknya FKPM Yang Disempurnakan Menjadi PFKPM Di Kalimantan Barat.

Breaking News311 Dilihat

Singkawang – KalBar, TransTV45.com || Penulis adalah Pelaku terbentuknya FKPM saudara Alm.EFFENDI,MJ. Ditulis di Singkawang Pada Tanggal 01 Maret 1999.

Singkawang Kalimantan Barat- Lahirnya Forum Komunikasi Pemuda Melayu tidak terlepas dari peristiwa tragedi parit setia Jawai kabupaten Sambas 1 syawal 1419 Hijrah bertepatan 19 Januari 1999.

Masih dalam suasana Lebaran Idul Fitri hari kedua beberapa tokoh melayu antara lain Drs H. Aspia H siraj asal Sempalai (mantan DPRD Sambas) , Effendi MJ asal Semelagi Besar (Guru SDN 9 Semelagi Besar) dan Sumardi Saemon asal Jawai (Pimred Mediator) mereka bertiga berkumpul di kediaman Effendi MJ untuk membahas dan membentuk Forum Melayu yang bertujuan membantu Korban yang terimbas kerusuhan antar etnis berupa sandang dan pangan.

Kronologis Terbentuknya FKPM

Pada tanggal 19 Januari 1999 ( 01 Syawal 14 19 H ) tragedi berdarah di Desa Parit Setia Kecamatan Jawai (kerusuhan antar etnis).

Tanggal 20 Januari 1999 (02 Syawal 1419 H) jam 08.00 Wib pagi saudara Sumardi Saemons menginformasikan kejadian tersebut pada saudara Effendi MJ di kediamannya Komplek Terminal Induk Singkawang dan sekaligus memutarkan kaset rekaman suara Kades Parit Setia tentang awalnya kejadian penyerangan oleh salah satu etnis terhadap warga etnis melayu di Desa Parit Setia.

Malamnya tanggal 20 Januari 1999 sekitar jam 19.00 Wib saudara Drs. Asvia H Siradj lebaran kerumah saudara Effendi MJ dan menceritakan tentang tragedi berdarah di Parit Setia tersebut.

Kesepakatan mereka bertiga yaitu (Sumardi Saemons, Effendi MJ, Drs Asvia H Siradj) untuk menyatukan etnis melayu dalam bentuk wadah FORUM untuk menghimpun bantuan dana santunan dan akan disalurkan kepihak keluarga yang mendapatkan musibah di Parit setia kecamatan Jawai Kabupaten Sambas.

Koordinasi dilanjutkan kepada Bapak Uray Jafilus di Kelurahan Jawa Singkawang, kemudian ke rumah Bapak Zulkarnain Bujang di Kelurahan Tengah Singkawang pada tanggal 21 Januari 1999.

Walaupun hanya silahturahmi dalam suasana lebaran dan gagasan ini tidak dapat dibicarakan sehubungan ada salah seorang tamu etnis yang bertikai dengan etnis Melayu juga berlebaran di rumah Bapak Zulkarnain Bujang pada waktu itu.

Keesok harinya tanggal 22 Januari 1999 koordinasi ini baru dapat mereka sampaikan dan disambut dengan semangat tinggi oleh Bapak Zulkarnain Bujang.

Tanggal 23 Januari 1999 koordinasi diteruskan kepada Bapak Drs.Jaili Idris di jalan Pelangi Alianyang Singkawang, Bapak Uray Amundin dan disambut dengan baik.

Tanggal 24 Januari 1999 koordinasi dengan Pengurus MASBAYU Singkawang (Bapak Mahrus Mi’raj) sambutannya kurang menggembirakan dan sempat adu argumentasi dengan saudara Drs.Asvia H Siradj.

Saudara Jamras ditugaskan untuk menjemput 2 orang warga melayu ke Jawai untuk mendengar cerita yang sebenarnya dalam tragedi berdarah tersebut dan 2 warga hadir dalam mengekspos awal terjadinya pembantaian etnis melayu oleh salah satu etnis pada 01 syawal 1419 H di Parit Setia Kecamatan Jawai di kediaman Bapak Zulkarnain Bujang.

Tanggal 26 Januari 1999 (malam) diadakan Rapat Pleno Pembentukkan TIM yaitu diberi nama TIM SEBELAS (11 orang) dan dihadiri etnis Dayak 1 orang (saudara Bangkin Makasuci).

Pembentukkan Tim 11 dirumah Bapak Zulkarnain Bujang sekaligus sebagai Posko.

Disebut tim sebelas karena yang membidangi berdirinya FKPM ketika itu terdiri dari sebelas orang tokoh Melayu.

Mereka antara lain;

1. Zulkarnain Bujang (Ketua merangkap anggota).
2. Drs. Jili Idris (Sekretaris merangkap anggota).
3. Uray Yunadi Nalaprana, SH (Anggota).
4. Rustam Effendi, D (Anggota).
5. Drs. Asvia HM Siradj (Anggota).
6. Sulaiman Maidin (Anggota).
7. Drs. Sanusi H. Koko (Anggota).
8. Sumardi Saemon (Anggota).
9. M. Jamras (Anggota).
10. Effendi, MJ (Anggota).
11. Usmayadi (Anggota).

Tanggal 30 Januari 1999 diadakan Rapat Pleno I (Pembentukan Pengurus) di STIH Soelthan Tsjafioedin Singkawang dengan Ketua Umum FKPM dikukuhkan Saudara JAMRAS.

Nama FKPM : Forum Pemuda Melayu dicetuskan di Terminal Induk Singkawang oleh 3 orang yaitu Drs.Savia H Siradj, Sumardi Saemons dan Effendi MJ.

Setelah itu nama tersebut diangkat dalam Forum Rapat Pleno Tim 11 dan dikukuhkan kemudian LOGO FKPM dicetuskan dikediaman Bapak Zulkarnain Bujang oleh saudara Jamras, Zulkarnain Bujang dan rekan-rekan lainnya. Disyahkan dalam rapat kemudian.

Motto “TAKKAN MELAYU HILANG DITELAN ZAMAN” dicetuskan oleh Bapak Dolly Matondang di STIH Soelthan Tsjafioedin Singkawang sewaktu Rapat Pleno FKPM. ||Reforter:Suparman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *