MENGUAK KOTA GAIB SARANJANA, ASAL MUASAL DAN SEJARAH NYA, DI PULAU LAUT KALIMANTAN SELATAN

Breaking News878 Dilihat

Kalimantan Selatan, Transtv45.com. Kota Saranjana kembali jadi perbincangan usai menampakkan diri di salah satu foto yang diambil wisatawan.

Foto itu diabadikan wisatawan asal Makassar, Sulawesi Selatan pada 1 januari 2023, dalam foto itu terlihat latar panorama gunung mamake kotabaru Kalimantan Selatan, Namun ada yang aneh dari foto itu, karena tampak seperti ada puluhan gedung pencakar langit yang tinggi, banyak yang mengaitkan hal itu dengan cerita yang berkembang di masyarakat yakni kota gaib Saranjana.

Ada juga yang tidak percaya, bahkan berupaya membuktikan hal itu dari sisi teknis pemotretan.

Salah satu fotografer profesional bernama Kevin Pramudya utama menelaahnya, hasil nya di tuangkan melalui akun Twitter nya @kevinpramudya_yang di posting 8 januari 2023, Cerita kota Saranjana memang bukan pertama kali terdengar, lantas,….benarkah kota Saranjana benar-benar ada.

Menurut Dosen Pendidikan sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Mansyur, terdapat berbagai versi terkait lokasi kota Saranjana terletak di mana, pertama konon letak Saranjana berada di kotabaru, Kalimantan Selatan, versi kedua, kota ini berada di teluk tamiang pulau laut, Sementara versi ketiga, lebih tegas menyebutkan bahwa lokasi wilayah Saranjana ada di sebuah bukit kecil yang terletak di Desa oka-oka, kecamatan pulau laut, Kalimantan Selatan.

Mansyur selaku ketua lembaga kajian sejarah, sosial dan budaya Kalimantan mengatakan keberadaan dalam perspektif sejarah ada fakta, hal ini di tampakkan salomon muller, seorang naturalis berkebangsaan Jerman dalam peta bertajuk, peta wilayah pesisir dan pedalaman Borneo.

Peta pada 1845 silam ini menggambarkan ada wilayah yang tertulis sebagai tanjung hoek seranjana, dan tanjung ini terletak di sebelah selatan pulau laut, tepatnya perbatasan dengan wilayah pulau krompotan dan pulau kijang, terkait sebagai kapasitas pembuat peta.

Mansyur menuturkan bahwa salomon muller telah mendapatkan pelatihan dari museum leiden, dan muller kala itu tengah melakukan perjalanan penelitian tentang dunia binatang dan tumbuhan di kepulauan Indonesia, informasi tersebut tertuang dalam kamus halaman 252 , terbitan Amsterdam oleh P.N. Van kampen pada 1869.

Kalimat tersebut memiliki arti kurang lebih “Saranjana , tanjung disisi selatan pulau laut yang merupakan pulau yang terletak di bagian tenggara Kalimantan, selai fakta dari sumber Hindia Belanda , masih terdapat sumber lain terkait kota Saranjana.

Pertama, dititik dari sudut pandang bahasa nama Saranjana atau serandjana dalam tulisan naturalis belanda memiliki kesamaan dengan sarantiung, dan wilayah Saranjana ada di selatan pulau laut, sementara daerah sarantiung di utara pulau laut, namun belum ada sumber yang menunjukkan adanya hubungan kedua wilayah ini, pendapat ini di nilai hanya pencocokan atau cocoklogi yang belum bisa mencapai taraf hipotesis.

Dari toko sambu ranjana dalam legenda kerajaan pulau halimun, disisi lain apabila menelusuri keberadaan wilayah Saranjana dalam perspektif ilmiah terdapat dugaan bahwa Saranjana adalah wilayah kekuasaan dari suku Dayak yang bermukim di pulau laut, suku Dayak yang di maksud adalah Dayak Samihim, subetnis suku Dayak yang mendiami daerah timur laut Kalimantan Selatan.

Kerajaan Saranjana muncul sebelum 1660 an atau pada pra abad ke-17 masehi, kepala suku pertama adalah Sambu Ranjana yang semua menganut kepercayaan animisme, namun seiring perkembangan nya, Sambu Ranjana mulai mendapat pengaruh hindu lama, yang pada akhirnya, kelompok suku Dayak Samihim meninggal kan wilayah Saranjana, akibat perang dengan kekuatan asing yang datang dengan perahu, menyerang penduduk dan menghancurkan wilayah nya, meski sudah meninggalkan wilayah nya nama pusat kekuasaan suku Dayak Samihim di pulau laut tetap di namakan dengan Saranjana.// Irwansyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *