KUPANG–Transtv45.com– Pater Gregorius Neonbasu, SVD, yang adalah seorang antropolg asal NTT ini, mengatakan bahwa pada umumnya Tarian Perang yang ada di pulau Timor, baik yang ada pada suku dawan TTS maupun suku Dawan TTU, merupakan ungkapan rasa sukacita setelah para pahlawannya pulang dari medan perang dengan kemenangan.
Kepada media ini, dosen tetap di Unwira Kupang ini, mengatakan, biasanya para pahlawan perang kembali dari medan laga dengan membawa kepala musuh sebagai tanda kemenangan atas lawan perangnya.
“Perang dilakukan untuk menjaga wilayah dan juga untuk mengambil kembali wilayah yang diambil musuh atau kelompok tertentu lalau wilayah yang sudah diambil kembali itu diberikan kepada masyarakat yang tidak memiliki lahan agar dikelolah bagi kepentingan hidup banyak orang,”ucap Pater Gregor.
Menurutnya, jika orang Timor Tengah Selatan menamakan tari perangnya dengan sebutan Ma’ekat, maka orang Timor Tengah Utara menyebut Tari Perangnya dengan Istilah Tiban Nakaf. Kedua Jenis Tarian ini sama yaitu mengiringi kepala musuh yang dipenggal saat memenangkan peperangan.
Dikisahkan oleh Pater Gregor bahwa jika didilihat dari cara penyajian tari perang, maka terdapat dua kelompok penari yaitu satu kelompok penari yang datang mengapit para pahlawan yang kembali pulang membawa kepala musuh dan satu kelompok yang menanti di depan pintu gerbang kampung atau dusun. Kedua belah pihak menari dengan keriakan PALATE dan sorak sorai yang sungguh-sungguh gempita.
Kata Pater Gregor, Makna yang paling menonjol di balik tarian perang adalah keperkasaan dan keberanian menghadapi berbagai kesulitan, tantangan dan persoalan hidup yang dialami setiap hari. Sedangkan Fungsi dari tarian perang adalah menanamkan arti keberanian dan sikap selalu optimis untuk menghadapi berbagai kemelut sosial dalam menjalani kehidupan.
Dilanjutkannya, Manfaat dari tarian Perang adalah menanamkan nilai sosial dengan senantiasa memperhatikan kepentingan bersama seperti telah diusahakan oleh para pahlawan perang dengan hasil nyata yaitu KEPALA MANUSIA. Sedangkan Nilai utama yang terkandung di dalamnya adalah nilai sosial.
“Barangsiapa yang berjuang demi nama baik ‘kepentingan umum’ selalu mendapat pahala dan dukungan semua orang dalam kampung atau desa,”ucapnya mengakhiri. (L7)