Melkianus-Kelvin Dianalisis Sanggup Membereskan Permasalahan Ekonomi Di Tanimbar.

Berita, Nasional, Pilkada1204 Dilihat


Saumlaki_TransTV45.com|| Mengamati berlanjutnya kampanye dialogis yang digelar Paslon Nomor Urut 2 yaitu Melkianus Sairdekut dan Kelvin Keliduan sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar periode 2024-2029, Melkianus-Kelvin dinilai sangat mampu untuk mencermati dan mengatasi kondisi ekonomi pada 5 – 10 tahun terakhir ini.

Hal ini diungkapkan Cornelis Fanumbi, SE yang adalah sosok senior Alumni angkatan pertama STIESA, tokoh masyarakat dan tokoh agama Katolik di Kabupaten Kepulauan Tanimbar saat ditemui media ini di kediamannya Desa Olilit Timur, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Jumat (18/10/24).

“ Saya menganalisis Paslon Nomor Urut 2 yaitu Melkianus Sairdekut dan Kelvin Keliduan sanggup dan mampu untuk mengatasi dan membereskan kondisi terpuruk ekonomi pada 5 – 10 tahun terakhir ini di Tanimbar”.bebernya.

Ia mengatakan bahwa sebelum kasus Covid-19, Tanimbar mengalami develop economi ( kondisi ekonomi yg sedang berkembang) dan Pemerintah daerah sedang mengupayakan agar pembangunan ekonomi di Tanimbar mengalami peningkatan menjadi Developing Economi.

Namun dalam perjalanan menuju tahapan peningkatan tersebut, datanglah wabah internasional (Covid-19) melanda dunia, termasuk Tanimbar sehingga pembangunan ekonomi menjadi merosot yakni, gaji PNS tertunda / dibayar tidak tepat bulan, gaji pegawai honorer dijadikan tumbal / menghilangkan tenaga honorer dari bumi Duan Lolat, menyebabkan angka pengangguran bertambah, angka kemiskinan meningkat, terjadilah perubahan iklim dan kesuburan tanah akibat humus/ bunga tanah/ terkikis habis, angka kriminal meningkat serta adat istiadat/ budaya Tanimbar di kompilasi dengan kebiasaan yang diadopsi.

“ Itulah gambaran pembangunan ekonomi sebelum Covid 19 dan setelah selesai Covid 19 seluruh masyarakat Tanimbar berharap agar ekonomi Tanimbar harus meningkat menjadi Developing ekonomi sehingga wajah masyarakat Tanimbar bisa berubah dari keterpurukan”.ungkapnya.

Alhasil kondisi pembangunan ekonomi justru tidak mengalami perubahan maju selangkahpun, melainkan pembangunan ekonomi mengalami kemunduran.

Setelah di diagnosa secara intensif, sambungnya, ternyata penyebab utama adalah Korupsi yang meningkat, pegawai honorer di rumahkan, gaji PNS terlambat, TPP PNS dibayar cuma 3 bulan pertahun karena lemahnya fungsi pengawasan oleh parlemen termasuk Eksekutif.

Ia menambahkan banyaknya tunggakkan proyek mangkrak yang tidak melalui mekanisme, pemanfaatan Dana APBD tidak pada porsinya ( UP3) mendominasi kebutuhan dasar yang dituangkan dalam tubuh APBD serta perombakkan manajemen pemerintahan daerah yang tidak Arif.

Lanjutnya menjelaskan bahwa faktor-faktor penyebab tersebut membuat status pembangunan ekonomi daerah berubah dari develop ekonomi menjadi Under develop (masyarakat menjadi miskin extrim) .

Bila demikian maka Politik Ekonomi seharusnya bisa melakukan Depresi Ekonomi dengan cara, Pemda harus meningkatkan income perkapita, melalui semua aset daerah yang ada dalam pengawasan OPD/ SKPD, sehingga tidak ditelantarkan/ tidak di politisir oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Yang berikut, tuturnya, sangat penting segera memberdayakan masyarakat Tanimbar melalui Kredit KUR, Peningkatan ekonomi kreatif, bantuan dana kepada kelompok masyarakat yang pontensial (buka perbengkelan, UKM, pemberian bibit-bibit sayur/umbian, pupuk, sprayer bagi kaum petani, pembagian alat tangkap ikan dan alat perlengkapan lainnya bagi kaum nelayan.

Pemda perlu menyiapkan BLK (balai latihan kerja) untuk para pengangguran yang belum memiliki kemampuan / keahlian khusus, mempersiapkan BAPA ANGKAT untuk mempromosikan/ memasarkan produk Lokal ke Luar daerah sehingga produk Lokal dikenal di Pasar Nasional maupun internasional.

“Semua ini merupakan solusi KURVA PERMINTAAN dan PENAWARAN yang mendapatkan EQUILIBRIUM PRICE di pasar, demikian sedikit intermeso dari saya ( Neles Fanumbi) Alumni Angkatan Pertama STIESA mencoba mendiagnosa kondisi pembangunan Ekonomi di Tanimbar”.ujarnya.

Mengakhiri rangkaian ulasannya Ia berjanji untuk di lain waktu akan menguraikan terkait mengapa transisi Ekonomi berjalan bersama politik di Tanimbar tidak seimbang sehingga lambat Laun anak Pribumi Tanimbar tersisihkan.

Gilang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *