Biografi Menginspirasi : Dari Pelosok Desa, Anak Nelayan Kecil Itu Kini Mampu Wujudkan Mimpi.

Breaking News36 Dilihat

Tulangbawang.TransTV45.com.|Diceritakan Oleh : Mofit Sawal Jaya Aliyun, tepat pada hari ulang tahunnya yang Ke-26, sebagai ucapan terimakasih atas kasih sayang kakak tertuanya yang dimana telah mampu menjadi sosok pengganti Almarhum Ayah terhadap Adik-adiknya, dan sebagai salah satu kado terindah kepada Ibunya, yakni sebuah cerita kilas balik nyata yang membanggakan, mengingatkan bahwa bahwa Ibunya telah berhasil melahirkan Anak-anak nan hebat, mulai dari yang tertua bernama Aliasan Aliyun dan yang Bungsu bernama Mofit Sawal Jaya Aliyun.

Saya harap apa yang ditulis ini mampu menjadi suatu kebaikan yang bisa bermanfaat bagi yang membaca, dimana mampu menjadi energi positif dan semangat hidup yang lebih baik usai membacanya, bukan malah menjadi iri hati dan dengki, tapi jika masih saja, dipersilahkan dan tidak akan dipaksa, sebab manusia sebaik Nabi saja, masih ada yang tidak suka.

Tapi dengan adanya biografi ini mudah-mudahan mampu menjadi salah satu keyakinan bahwa siapapun berhak punya mimpi dan cita-cita yang tinggi, karena dari kisah inspiratif Aliasan Aliyun ini, membuktikan bahwa tak ada yang tak mungkin selagi itu baik maka perjuangkan.

Hadiah berupa karya tulis ini mulai diceritakan dari seorang sosok yang penyayang, yang membuat bangga keluarga, suka membantu sesama, orang mudah memaafkan, bahkan terkadang mampu menyatukan segalanya, itulah Aliasan Aliyun, yang kini telah menjadi Ketua Dewan, Wakil Rakyat Tulang Bawang, milik rakyat Tulang Bawang Bawang dan contoh teladan bagi para generasi penerus Tulang Bawang dan Lampung.

Aliasan Aliyun merupakan seorang anak dari pria yang dahulunya berprofesi sebagai nelayan, yang pernah merasakan hidup pas-pasan dengan Ibunya yang dahulu sebagai pekerja lepas dengan cara mencari rezeki dari hasil upah mengupas kulit kayu gelam dan ikut serta menjadi buruh tebang tebu demi Aliasan Aliyun untuk dapat tetap mengenyam bangku pendidikan, tertatih bersekolah agar dapat tetap menimba ilmu, itu kini akhirnya tidak sia-sia, karena dari keterbatasan itu hadir rasa keyakinan untuk dapat berhasil.

Dengan proses sabar yang panjang, penantian yang lama dan terus berusaha, tak berhasil ia bangkit lagi, tak mengenal patah arah, bagaikan kisah Sang Mentornya yaitu Presiden Republik Indonesia saat ini, Bapak Prabowo Subianto, maka barulah ia mampu menduduki kursi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di Kabupaten Tulang Bawang, berjuluk Sai Bumi Nengah Nyappur.

Kisah inspiratif ini membuktikan bahwa kesuksesan bukan hanya monopoli bagi mereka yang lahir dari keluarga berada, jadi di era masa kini, bukan hanya soal uang, apalagi kekuasaan dan jabatan dan asal-usul dari mana tempat ia berasal, semua latar belakang bisa punya hak yang sama, hanya tergantung dari pada seberapa besar perjuangan dan kerja keras kita, serta diiringi doa restu kedua orang tua.

Cak Aliasan, sapaan akrabnya, merupakan sosok yang namanya kini menjadi buah bibir, pembicaraan baik dimana-mana, telah menunjukkan bahwa dengan kerja keras, semangat pantang menyerah, dan keikhlasan, seseorang bisa mencapai apa pun yang diimpikan. Masa kecilnya yang penuh keterbatasan justru menjadi motivasi baginya untuk terus belajar dan meraih cita-cita yang lebih tinggi.

Kisah Perjuangan yang menginspirasi

Perjalanan anak tertua dari 8 bersaudara itu dalam menuju kursi kepemimpinan tidaklah mudah. Ia harus menghadapi berbagai rintangan dan tantangan. Namun, dengan dukungan keluarga dan masyarakat yang membeludak, ia berhasil melewati semuanya.

Kisahnya kini patut menjadi inspirasi bagi generasi muda, terutama bagi mereka yang berasal dari kalangan kurang mampu. Tercipta dari situasi yang keras membuatnya tidak mudah patah arah, dengan motivasi, perjuangan, dan pesan tersirat, Aliasan Aliyun sampaikan kepada generasi muda, agar dapat terus bersemangat dalam kondisi apapun.

Sebagai sosok yang harus menjadi teladan bagi masyarakat, Aliasan Aliyun selama ini selalu berupaya memberikan contoh sebagai seorang pemimpin, dimana selain selalu memastikan fokus pada kepastian kemajuan pembangunan daerah, tetapi juga mampu memastikan pada kesejahteraan masyarakat.

Alhasil namanya mentereng, aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan selalu berupaya untuk membantu sesama. Sikapnya yang rendah hati dan peduli terhadap lingkungan sekitar membuatnya semakin dicintai oleh masyarakat.

Kisah hidup Aliasan Aliyun mengajarkan kita bahwa kesuksesan tidak ditentukan oleh latar belakang sosial ekonomi. Sebab hanyalah dengan tekad yang kuat dan semangat yang tinggi, kita semua bisa meraih mimpi-mimpi kita. Selain itu, kisah ini juga mengingatkan kita akan pentingnya gotong royong dan kepedulian terhadap sesama, baik keluarga maupun dalam lingkungan sekitar, karena dengan itu, ada asa yang bisa diraih.

Tapi, sebelum melanjutkan tulisan ini, bahwa besar harapan, terhadap apa yang disampaikan dalam tulisan ini bukan menjadi hal yang mampu menjadi paradigma ynag nampak terlihat membesarkan diri apalagi sombong, melainkan harapannya mampu menjadi ajakan untuk berbuat baik dan mari jadikan kisah ini sebagai inspirasi untuk terus berbuat baik dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Karena setiap individu memiliki potensi untuk menjadi seorang pemimpin, baik dalam skala kecil maupun besar, esensinya hanya sebuah ajakan yang kuat dan memotivasi, agar bersama-sama membangun Tulang Bawang dan Lampung menjadi Daerah yang lebih baik, karena dari kisah inspiratif, sosok teladan ini, anak nelayan kecil bisa jadi Pemimpin, mampu memotivasi, bukan malah sebaliknya.

Memahami seorang jangan hanya dari luarnya saja, ada baiknya kita mengenal lebih dekat, agar kian memahami lewat biografinya yang mana mantan kernet Bus itu seorang yang lahir bukan dari kalangan elit politik dan kaum menengah atas, itulah Aliasan Aliyun, sosok seorang pria sederhana, lahir dari rahim seorang perempuan tangguh yang dahulunya bekerja sebagai buruh tebang disalah satu perusahaan tebu serta menjadi buruh kupas kayu gelam untuk dapat menghidupi dan menyekolahkannya.

Tentu dahulu siapa yang bakal menyangka, jika Aliasan Aliyun mampu menjadi orang nomor satu di Kabupaten berjuluk Sai Bumi Nengah Nyappur, yakni menjadi Ketua Legislator di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tulangbawang.

Apalagi bukan hal yang mudah bagi dirinya untuk sebuah penantian kemenangan Partai Gerindra yang diusungnya, untuk dapat menduduki kursi Wakil Rakyat nomor satu, kurang lebih 12 Tahun penantian, meski perjalanan karir politiknya pun dapat dikatakan moncer.

Sianak ajaib Tulang Bawang itu lahir 10 Oktober Tahun 1977 di Daerah pelosok terpencil yang kini disebut Kampung Gedung Meneng Induk, Kecamatan Gedung Meneng, Kabupaten Tulang Bawang, dahulu wilayah tersebut masuk bagian dari Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.

Dari sumber orang-orang terdekatnya, diketahui sejak kecil, Kak Cak Aliasan, sapaan akrabnya, memang sedikit berbeda dari anak-anak sebayanya, ia memiliki perbedaan karakter yang cukup kuat, jiwa kepemimpinannya pun sudah terlihat, dimana sejak kecil orangnya dikenal keras, namun tidak kasar, dan selalu tidak suka jika melihat orang-orang disekelilingnya merasa kesulitan, bagaimana pun caranya ia ingin membantu, meski terkadang salah, namun ia tidak pernah patah semangat.

Sifat cuek namun aslinya sangat peduli itu pun hingga kini masih melekat, dan hal tersebutlah yang membuat ia sangat disayangi masyarakat dan orang-orang disekitar, ia akan selalu ada ketika dibutuhkan, bahkan ia siap rugi demi untuk membela kepentingan orang banyak yang benar.

Mungkin ciri-ciri yang sangat patut untuk dapat ditiru yakni tentang sikap cerewetnya, dimana dalam melakukan segala sesuatu ia sangat ingin perfect dan bisa terlihat rapih dari segi apapun, kemudian dalam berpakaian harus berwibawa dan bersih menjadi bagian dari hidupnya.

Kedisiplinan itu bahkan sudah ia jalani ketika ia besar di Kota Menggala guna menimba ilmu, karena pada kala itu Kota Menggala selain merupakan Pusat Perdagangan juga merupakan salah satu Kota Pendidikan di Provinsi Lampung.

Saat menempuh Pendidikan Dasar, ia bersekolah di SDN Lebuh Dalem, kemudian menengah pertama berlanjut di SMP Dati Dua Menggala, dan dalam jenjang Menengah Atas dirinya bersekolah di SMAN 1 Menggala.

Banyak kisah dan kasih di Sekolah, kemudian usai lulus, Kak Cak Aliasan menikah dengan seorang gadis yang ramah dan baik hati bernama Repiana, yang kemudian hingga kini dikaruniai 3 orang anak, yakni dua laki-laki jagoan dan satu anak perempuan yang sangat penyayang keluarga.

Kak Cak Aliasan sendiri merupakan anak pertama dari 8 bersaudara dari pasangan Bapak Aliyun Semusir (alm) dan Ibu Jelina Cik Mat.

Bapak Aliyun berasal dari Way Kanan, Negara Batin, dahulu ketika masih hidup sehari-hari bekerja sebagai nelayan di sungai Tulang Bawang. Ia rela berangkat pagi pulang pagi untuk menyekolahkan Kak Cak Aliasan di Menggala, karena minimnya sekolah dipelosok Desa pada zaman itu.

Sementara orang tua yang perempuan, yakni Ibu Jelina berasal dari Kampung Gedung Meneng Induk, dimana tempat Kak Cak Aliasan lahir, dari Kampung inilah Aliasan terlahir, dimana dari keluarga yang kurang mampu, tapi atas giat dan tekat orang tuanya yang berkerja keras agar beliau tetap di sekolahkan di Kota Menggala, sehingga mampu membuka cakrawala seorang yang visioner dan menjadi panutan generasi muda.

Cak Aliasan, orang-orang memanggilnya, dahulu sembari ia bersekolah sudah ikut mencari uang membantu orang tua, beliau membuat layangan dan di jualnya ke rekan-rekan semasa kecilnya. Bahkan Cak Aliasan juga pernah menjadi Kernet mobil Bus Antar Kota dan juga bahkan sampai jurusan pelosok Rawa Jitu.

Setelah Cak Aliasan menikah dan baru mempunyai anak pertama, Cak Aliasan diminta oleh masyarakat untuk mencalonkan diri sebagai Calon Kepala Kampung Gedung Meneng Induk. Nah dari sinilah awal karir seorang cay bocai itu dimulai, yakni pada Tahun 2009, atas dorongan masyarakat ia memberanikan diri untuk mencalonkan diri sebagai Calon Kepala Kampung Gedung Meneng Induk Periode 2009-2016, dan Cak Aliasan memenangkan pertarungan tersebut dengan selisih suara sangat jauh dengan lawannya.

Dari besarnya dukungan itu, Aliasan Aliyun tentu tidak mau mengecewakan banyak orang, maka dirinya ketika menjabat sebagai Kepala Kampung, ia selalu berupaya membuat masyarakatnya merasa aman, nyaman dan sejahtera, pembangunan Kampung dan jalanannya diupayakan adil dan merata.

Lalu pada Tahun 2012 – 2013 Cak Aliasan bergabung dengan Partai Gerindra, pada saat itu Partai di bawah pimpinan Prabowo Subianto baru juga berdiri.

Pada Tahun 2014 Lewat Partai Gerindra, Cak Aliasan memantapkan dirinya untuk maju menjadi Anggota DPRD Dapil Kecamatan Gedung Meneng, dan langsung terpilih serta langsung menjadi Wakil Ketua I DPRD Tulang Bawang.

Meski minim pengalaman pada saat menjabat, beliau tetep berupa banyak membantu masyarakat, dimana dana-dana aspirasi dan bantuan dari Pemerintah selalu diupayakannya tepat sasaran, mulai dari sektor Pendidikan, Kesehatan, Pertanian maupun Perikanan dan lainnya yang bersifat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Mungkin atas faktor itu, pada Tahun 2019, beliau kembali mencalonkan dirinya dan kembali terpilih dan menduduki jabatan yang sama hingga Tahun 2024, dan dedikasinya pun tak tertampikkan lagi, secara terlihat maupun tidak, secara diketahui maupun tidak, ia terus gencar memastikan rakyat untuk mendapatkan hak-haknya, baik itu seperti membantu memperbaiki rumah ibadah lintas agama.

Ia tak lelah berupaya menjemput bantuan dari Pemerintah Pusat agar bisa membantu kelompok-kelompok Tani yang ada di Tulang Bawang, dan ketika Tahun 2024 beliau kembali lagi mencalonkan dirinya yang ke-3, Partai Gerindra berhasil menjadi yang memperoleh kursi terbanyak dan pada akhirnya Cak Aliasan mewujudkan mimpi yang dahulunya bahkan tak pernah terbayangkan itu, yakni menjadi orang nomor satu, Ketua DPRD Tulang Bawang.

Namun itulah mimpi, mimpi kita akan berubah ketika mimpi kita itu terwujud, meski telah menjadi Ketua Dewan, Aliasan Aliyun tidak pernah berubah, ia tetap seperti Aliasan Aliyun yang orang-orang kenal, bahkan dengan Jabatan itu, ia merasa punya tanggung jawab yang lebih besar lagi, dan ia bukan hanya milik keluarganya lagi dan segelintir orang, tapi ia milik seluruh masyarakat Tulang Bawang, dimana ia pemegang amanah masyarakat, mewakili Rakyat Tulang Bawang di Provinsi Lampung dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kisah perjalanan hidup seorang anak nelayan dari Kampung pedalaman Gedung Meneng menjadi Pemimpin DPRD Kabupaten Tulang Bawang ini akan ditulis kembali bagaimana ia dalam mengebankan amanah sebagai tugas dan fungsinya.

Sebab posisi sebagai Ketua DPRD, tentu memegang peranan sangat penting, sebagai unsur penyelenggara Pemerintah, dimana menjadi ketua DPRD tidak semudah yang kita bayangkan, pasti akan ada banyak permasalahan rakyat yang harus di selesaikan.

Tapi mudah-mudahan Cak Aliasan sebagai Pimpinan DPRD Kabupaten Tulangbawang dapat terus bersinergi dan berkabolarasi dengan Pemerintah Daerah, Provinsi maupun Pusat, mampu menjadi mitra respon dari solusi masyarakat.

Tentunya kita yakin Cak Aliasan mampu menjadi motor penggerak pembangunan di Kabupaten Tulangbawang, yang mana anak nelayan tak terbekecukupan kala itu kini mampu menginspirasi, mampu menjadi contoh baik bagi generasi penerus Tulang Bawang, agar tidak pernah berhenti bermimpi, karena mimpi itu gratis, maka ambilah yang termahal.

Dimana beranjak dari segala keterbatasannya, anak buruh kupas kulit kayu gelam dan buruh tebang tebu itu kini harus tetap terus menjadi sosok yang inspiratif, menjadi penjaga harapan dan mimpi-mimpi para pejuang kehidupan dan keluarganya, agar terus semangat dalam mewujudkan mimpinya, sekian terimakasih.||

Harry

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *