Bengkayang, Kalbar – TransTV45.com || Harapan keluarga dan tim penyelamat untuk menemukan Erviani Vidya dalam keadaan selamat harus pupus. Mahasiswi berusia 18 tahun asal Kabupaten Sambas itu ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada Senin pagi (7/4/2025) sekira pukul 06.50 Wib, setelah lebih dari 16 jam pencarian tanpa henti di aliran deras Riam Marum, Dusun Dawar, Desa Pisak, Kecamatan Tujuh Belas, Kabupaten Bengkayang.
Jenazah Erviani ditemukan sekitar 400 meter dari titik awal ia dinyatakan hanyut, tak jauh dari lokasi wisata yang semula menjadi tempat ia dan teman-temannya bersantai menikmati akhir pekan. Saat ditemukan, suasana di sekitar lokasi pencarian berubah hening. Isak tangis pecah dari keluarga dan warga yang menyaksikan langsung proses evakuasi.
Korban kemudian dibawa ke rumah kerabatnya atas nama Bapak Sudadi di Dusun Panda, Desa Lembang, Kecamatan Sanggau Ledo, untuk dilakukan visum oleh tim medis dari Puskesmas Sanggau Ledo. Selanjutnya, jenazah Erviani akan diberangkatkan menggunakan ambulans menuju kampung halamannya di Sambas untuk dimakamkan.
Proses pencarian dan evakuasi ini melibatkan kekuatan penuh dari tim SAR gabungan dari Polsek Sanggau Ledo, Satsamapta Polres Bengkayang, Tim Basarnas Sintete Sambas, Forkopimcam dan warga sekitar
Kapolres Bengkayang AKBP Teguh Nugroho, S.H., S.I.K., M.I.K., melalui Kapolsek Sanggau Ledo, AKP Harto Simanjuntak, menyampaikan belasungkawa atas kejadian tersebut.
“Kami semua sangat berduka. Meski bukan hasil yang kita harapkan, kami bersyukur korban berhasil ditemukan. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bahu-membahu dalam proses pencarian sejak kemarin,” ungkap AKP Harto.
Ia juga mengimbau agar peristiwa serupa tidak terulang. Koordinasi akan dilakukan bersama Forkopimcam dan pengelola wisata untuk memasang rambu peringatan keselamatan serta memastikan setiap pengunjung mendapat pengawasan dan arahan saat berada di lokasi wisata alam seperti Riam Marum.
“Tempat wisata alam itu indah, tapi juga menyimpan risiko. Kami harap semua pihak lebih memperhatikan keselamatan pengunjung. Jangan sampai ada korban jiwa lagi,” tegasnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat pahit bahwa alam tak bisa ditebak. Di balik keindahan air terjun, derasnya arus menyimpan bahaya yang tak bisa dianggap remeh. Kini, Erviani telah pulang—dalam keheningan, namun diiringi doa dan cinta yang tak akan pernah hanyut terbawa arus.||Jurnalis:Suparman
(Hms)