“Sepotong Besi dan Hati yang Berkarat”

Berita, Daerah38 Dilihat

Deli Serdang- TransTV45.com||Sepotong besi tidak retak oleh hujan. Ia tidak patah oleh angin, tidak pecah oleh panas terik. Tapi ia hancur perlahan — oleh karatnya sendiri.

Begitu pula hati manusia. Hati tidak rusak karena dunia terlalu kejam, tidak runtuh karena cobaan terlalu berat.

Yang paling sering menghancurkan hati adalah karat dari dalam: kesombongan yang dibiarkan, dengki yang dipelihara, prasangka buruk yang disiram setiap hari, dan lalai dari mengingat Allah.

Rasulullah bersabda:

_”Sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal daging; apabila ia baik, maka baiklah seluruh jasad, dan apabila ia rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah, itu adalah hati.”_

(HR. Bukhari dan Muslim)

Begitulah hati.

Jika engkau biarkan ia kosong dari dzikir, jauh dari syukur, abai dari shalat, maka ia perlahan berkarat, hingga akhirnya keras dan rapuh di saat ujian datang menghampiri.

Pikiran yang kotor, hati yang berkarat, akan menutup pintu ketenangan meski rezeki berlimpah.

Besi bisa dipoles, karatnya bisa dikikis. Begitu pula hati. Ia bisa kembali jernih, jika engkau membersihkanny dengan taubat, dzikir, shalat malam, dan tilawah Qur’an.

Jangan tunggu hancur, baru sadar. Jangan tunggu karam, baru menyesal.

Rawat hatimu hari ini, sebelum karat dunia menggerogoti imanmu tanpa kau sadari.

Walloohu A’lamu Bisshowaab.

JWI.PPBMI

( Dani SIBHARA )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *