Belitung TrensTV45.com // Proyek multiyears pembangunan jembatan penghubung antara Desa Dukong dan Desa Juru Seberang yang digarap PT Bangka Cakra Karya, dengan jadwal pengerjaan 2025–2027, kini disinyalir bermasalah. Mega proyek bernilai Rp 89 miliar itu ternyata berdiri di atas lahan 13 Surat Keterangan Tanah (SKT), di mana tiga di antaranya tercatat atas nama seorang warga bernama Subandi.
Persoalan muncul lantaran 13 SKT tersebut terbit di atas jalur aspal bekas jembatan lama yang diduga kuat merupakan aset Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, sebelum Bangka Belitung memisahkan diri menjadi provinsi baru. Dugaan ini menimbulkan polemik terkait legalitas lahan yang kini dipakai untuk pembangunan jembatan.
Lebih mengkhawatirkan, Pemerintah Kabupaten Belitung diketahui telah melakukan pembebasan lahan dengan menggunakan dana APBD. Pada 2022, Bupati Belitung kala itu, Sahani Saleh, menerbitkan SK pembentukan tim pembebasan lahan yang diketuai Sekda Belitung, Hendra Caya.
Proses pembebasan berlanjut hingga 2024, dengan realisasi anggaran sebesar Rp 4,6 miliar. Namun pembayaran belum tuntas karena masih ada pemilik SKT yang menolak. Tim pembebasan pun kembali mengajukan tambahan anggaran Rp 500 juta pada 2025.
“Sudah realisasi Rp 4,6 miliar. Dan masih ada tambahan Rp 500 juta di tahun 2025 ini,”ungkap sumber berinisial T kepada wartawan Kamis (2/10/2025).
Kepala Desa Dukong, Min Tet, menampik keterlibatan pihaknya dalam proses transaksi lahan. Ia menegaskan hanya delapan SKT yang terbit di Desa Dukong, sementara lima lainnya di wilayah Desa Juru Seberang.
“Terbit SKT itu bukan masa saya, tapi kepala desa sebelumnya. Soal pembayaran lahan, saya tidak tahu. Transaksi itu langsung ditangani Dinas PUPR,” ujarnya.
Min Tet juga menegaskan bahwa pihak desa hanya membantu pengukuran di lapangan sesuai tugas pelayanan kepada masyarakat.
“Kami hanya turun ke lapangan saat pengukuran. Untuk pembayaran, langsung oleh Pak Edi (Kepala Dinas PUPR) kepada pemilik,” tambahnya.
Terpisah, Kepala Dinas PUPR Belitung, Edi Usdianto, saat dikonfirmasi ulang Jumat (3/10), meminta agar wartawan menemuinya langsung pada Senin.
“Ketemu langsung saja biar jelas, supaya tidak jadi fitnah atau hoaks. Sekarang saya sedang DL, Senin kita bertemu,” katanya singkat.
Sementara itu, Subandi yang disebut sebagai pemilik tiga SKT hingga kini belum merespons upaya konfirmasi. Panggilan telepon dan pesan WhatsApp redaksi tidak mendapat jawaban.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak-pihak terkait dalam upaya konfirmasi.
HS & Tim Redaksi