Seram Bagian Barat, Maluku Transtv45.com || Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi musim hujan disertai cuaca ekstrem.
Kepala Pelaksana BPBD SBB, Nasir Surialy, menegaskan bahwa potensi bencana seperti banjir, longsor, dan gelombang tinggi di laut harus diantisipasi dengan baik.
“Kami terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memberikan peringatan dini dan meminimalkan risiko bencana. Masyarakat diharapkan siap menghadapi segala kemungkinan akibat cuaca ekstrem,” ujar Surialy di kantornya, Senin (10/2/2025).
Kadis BPBD mengingatkan nelayan agar berhati-hati saat melaut dan lebih mengutamakan keselamatan. Warga yang tinggal di bantaran sungai, kawasan pegunungan, atau lereng tebing juga diminta meningkatkan kewaspadaan serta melaporkan situasi darurat kepada pihak berwenang untuk penanganan cepat.
Sejumlah Wilayah Terkena Dampak
Menurut Surialy, hampir seluruh kecamatan di SBB terdampak bencana, mulai dari banjir, pohon tumbang, hingga jalan amblas akibat cuaca ekstrem.
Di Kecamatan Kepulauan Manipa, kapal spit Dua Nona tenggelam. Di Dusun Hatu Alang, Desa Waisala, jalan mengalami longsor. Sementara itu, di Taniwel dan Taniwel Timur, banjir telah memasuki permukiman warga.
“Kondisi paling parah terjadi di Dusun Laala, Desa Lokki, Kecamatan Huamual, di mana sebuah jembatan putus akibat banjir. BPBD SBB sudah menangani perbaikan sementara,” jelasnya.
Namun, beberapa wilayah seperti Desa Kamariang dan Latu masih menunggu penanganan lebih lanjut. BPBD mengapresiasi Baznas SBB yang telah membantu warga terdampak di Desa Latu.
Koordinasi Penanganan Bencana
BPBD telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) tanggap bencana, dan dinas terkait seperti PUPR, Dinas Sosial, serta Dinas Ketahanan Pangan mulai mengambil langkah penanganan.
Surialy menegaskan bahwa bencana bukan hanya tanggung jawab BPBD, tetapi juga seluruh elemen masyarakat dan pemerintah.
“Kami masih menunggu laporan resmi dari pemerintah desa Kamariang terkait dampak bencana di wilayahnya. Koordinasi cepat sangat penting agar langkah-langkah penanganan bisa segera dilakukan,” tegasnya.
Data Korban dan Tindak Lanjut
BPBD masih mengumpulkan data korban bencana. Di Desa Kamariang, baru tercatat tiga kepala keluarga (KK) terdampak.
Sementara itu, di Desa Latu, kebakaran mengakibatkan dua jiwa kehilangan tempat tinggal. Pohon tumbang di desa tersebut juga berdampak pada satu KK dengan tiga jiwa.
Di Piru, pohon tumbang menimpa rumah warga dari keluarga Pirsouw dan Josep. Sedangkan di Desa Buano Utara, satu KK terdampak bencana.
Semua data ini akan menjadi dasar penerbitan SK tanggap bencana yang akan ditandatangani oleh Bupati SBB.
“BPBD tidak menutup mata terhadap kondisi ini. Kami akan terus berkoordinasi dengan OPD terkait, BNPB, dan media untuk mencari solusi terbaik dalam penanganan bencana,” tutup Surialy.
S. Adam