Cegah Korupsi dengan Keterbukaan Data di Sektor Kesehatan

Berita488 Dilihat

JAKARTA TRANSTV45.COM|Dalam rangkaian kompetisi Jaga Data Challenge (JDC) 2021, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui JAGA.ID menggelar diskusi daring tentang Penguatan Ekosistem Digital di Sektor Kesehatan, Rabu (29/9).

Webinar tersebut dibuka oleh Plt Direktur Gratifikasi dan Pelayanan Publik KPK Syarief Hidayat. Syarief berharap, melalui data-data yang ada di aplikasi Jaga.id masyarakat dapat memanfaatkannya untuk mencegah korupsi. “Data tersebut dapat digunakan sebagai bahan literasi ataupun untuk kepentingan KPK atau lembaga yang lain dalam menyusun strategi pencegahan korupsi,” katanya.

Diskusi tersebut juga menghadirkan pembicara Setiaji (Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan), Oktorialdi (Koordinator Sekretariat Satu Data Indonesia), Staf Ahli Menteri Bidang Pemerataan dan Kewilayahan Kementerian PPN/Bappenas, dan Brigitta Ratih Aryanti Head of Government Affairs & Public Policy, Google Cloud Indonesia.

Dalam paparannya, Setiaji menyampaikan transformasi digital Indonesia telah menjadi keniscayaan, yang terlihat dari pengguna platform digital yang telah mencapai 9 juta orang per hari. “Di satu sisi karena pandemi semua orang dipaksa untuk menggunakan platform digital, jadi mau tidak mau harus menggunakan,” jelasnya.

Setiaji menambahkan, kesehatan adalah layanan primer yang harus dipenuhi untuk masyarakat. “Untuk penggunaan teknologi yang menunjang kesehatan, sekarang adalah waktu yang baik untuk mengembangkan hal tersebut,” paparnya.

Sementara itu dalam materinya, Oktorialdi menyebutkan arahan Presiden untuk penguatan transformasi digital. “Arahannya adalah mempercepat pembangunan jaringan internet seluruh Indonesia secara merata, persiapan roadmap transformasi digital di sektor strategis, dan percepat integrasi pusat data nasional,” sebut Oktorialdi.

Senada dengan yang disampaikan para pemateri tersebut, Brigitta mengatakan bahwa hasil dari survei yang dilakukan Google Cloud menyebut saat pandemik, dokter-dokter di seluruh dunia bekerja menggunakan teknologi. “Sekitar 90 persen sudah menggunakan teknologi, sementara sekitar 65 persen public health mulai meningkatkan aksestabilitas mereka terhadap pelayanan berbasis teknologi,” pungkasnya.
RED. CND™

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *