Labuan Bajo (TransTv45.com)| Hari Guru Nasional (HGN) dan Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) diperingati setiap tanggal 25 November. Ketika momen itu tiba, aneka kegiatan seremonial digelar. Drama pemberian apresiasi dan penghargaan terhadap sosok guru diperlihatkan dengan sangat simpatik baik yang difasilitasi oleh negara, maupun atas prakarsa dari lembaga swasta.
Kesadaran tentang pentingnya figur guru dan seabrek peran luhur yang dimainkannya dalam lintasan sejarah peradaban bangsa, begitu mengharukan, meski hanya bersifat sesaat. Setidaknya, pelbagai ekspresi afirmasi terhadap status guru itu, menunjukkan bahwa profesi guru ‘belum luntur dari panggung sejarah’ dan kiprahnya yang tak tergantikan terus dirindukan.
Menarasikan sejarah Indonesia, tanpa menyebut kontribusi korps guru, rasanya sebuah kebohongan sejarah yang memalukan. Para guru (bangsa) tidak hanya bergelut dengan tugas ‘pemanusiaan manusia’, tetapi ikut berjuang dalam upaya merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa.
Sejarah mencatat bahwa setelah kemerdekaan Indonesia, para pengajar (pendidik) di lembaga pendidikan mengadakan Kongres Guru Indonesia yang digelar di Surakarta Jawa Tengah pada 24-25 November 1945. Beragam organisasi dan kelompok guru dengan latar belakang berbeda bersatu demi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Salah satu poin dari kongres tersebut adalah berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Sejak kongres itu, seluruh guru di Indonesia menyatakan dirinya bersatu dalam PGRI. Sebagai bentuk penghormatan, Pemerintah Indonesia menetapkan hari lahir PGRI pada 25 November sebagai Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tahun.
Itu berarti, secara matematis, usia PGRI per 25 November 2021 sudah 76 tahun. Sebuah rentang usia yang sangat matang dan tidak muda lagi. Momen HUT ke-76 PGRI dan HGN ini diperingati oleh semua guru, termasuk yang berkarya di Mabar; baik guru yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), maupun para guru honorer (swasta).
Secara nasional, tema yang diusung pada peringatan tahun 2021 adalah: “Bangkit Guruku, Maju Negeriku, Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh” dengan tagline #Guru Agen Perubahan Perilaku. Kendati demikian, prioritas utama pada peringatan HUT PGRI kali ini adalah memberikan layanan pendidikan kepada peserta didik dengan baik pada masa pandemi Covid-19. Dengan perkataan lain, spirit profesionalisme guru mesti ‘bangkit’ agar visi pendidikan tidak terkubur di masa pandemi ini.
Karena itu, hemat saya, semestinya rangkaian seremonial peringatan HUT ke-76 PGRI di seluruh republik ini, termasuk tingkat Kabupaten Mabar, berfokus pada kegiatan peningkatan kompetensi guru dan kegiatan-kegiatan yang dapat memotivasi guru dalam melaksanakan pembelajaran. HUT PGRI dan peringatan HGN mesti menjadi momentum untuk membangkitkan spirit profesionalisme yang mengalir dalam tubuh guru.
Untuk itu, tanpa berpretensi ‘mendahului suara’ dari PGRI Mabar, melalui peringatan HUT ke -76 PGRI dan HGN tahun 2021, sudah semestinya kita mendengungkan harapan untuk segenap insan guru di Mabar. Bahwasannya, sekalipun masih dalam masa pandemi, guru tetap semangat meningkatkan profesionalisme, semakin baik dalam memberikan layanan pembelajaran dan terus berupaya keras untuk meningkatkan semangat belajar peserta didik.
Selain itu, seluruh guru diharapkan untuk tetap meningkatkan rasa kebersamaan dan soliditas sebagai sejawat, termasuk kepedulian atau kepekaan terhadap teman-teman guru yang terdampak Covid-19. Guru yang berstatus ASN, mungkin tidak terlalu merasakan ‘efek’ dari pandemi itu. Tetapi, guru komite yang mendapat penghargaan seadanya, pasti sangat merasakan dampak dari pandemi itu secara ekonomis.
Akhirnya, tentu para guru mengajak pemerintah dan masyarakat, yang merupakan pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan, untuk terus menggemakan semangat dan komitmen meningkatkan kualitas pendidikan di Mabar. Kolaborasi yang kreatif dan produktif dari semua pemangku kepentingan, merupakan modal utama dalam meningkatkan mutu pendidikan di Mabar.
Angka kasus Covid-19 memang cenderung ‘melandai’ di Mabar.
Tetapi, tidak dengan itu, kegiatan yang dihelat pada momen HUT ke-76 PGRI ini, tidak lagi mengindahkan protokol kesehatan. Guru tetap berada pada garda terdepan dalam upaya menghentikan penularan Covid-19 melalui sikap disiplin terhadap protokol kesehatan.
Selamat memperingati dan merayakan HUT ke-76 PGRI dan HGN untuk semua insan pendidik di Mabar. Badai pandemi boleh saja menerjang ‘tubuh kabupaten ini’, tetapi panji profesionalisme tidak boleh kendor. Api profesionalisme harus tetap menyala agar generasi Mabar ‘segera keluar’ dari gua kegelapan irasionalitas dan kebodohan.
Penulis adalah staf pengajar SMK Stella Maris Labuan Bajo. *(RED)