Majene.trantv45.Com|| Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene bersama Bupati Majene Andi Achmad Syukri mengunjungi sejumlah lokasi titik pengungsi akibat dampak gempa bumi.
Dalam kunjungan Bupati Majene didampingi sejumlah Pimpinan OPD jajarannya, BPBD Majene mencatat data pengungsi sementara sebanyak 7650 jiwa akibat dampak gempa bumi Magnitudo 5,8 di daerah ini.
Gempa yang berkekuatan 5,8 skala richter itu, terjadi pada Rabu (08/06/2022) pukul 12:32:36 WIB, Lintang 2.74 LS Bujur : 118.54 BT dengan kedalaman 10 kilometer pada lokasi 51 kilometer Barat laut Majene Sulbar.
“Pusat gempa berada di laut dan tidak berpotensi tsunami,” terang Sirajuddin Kabid Kedaruratan BPBD Majene, Kamis (09/06/2022).
Dijelaskan, ribuan pengungsi tersebar di sejumlah titik terdampak di wilayah Kecamatan Malunda, diantaranya Desa Maliaya, Mekkatta, Mekkatta Selatan, Lombong, Lombong Timur, Bambangan, Salutahongan, Kelurahan Malunda, Lamungan Batu, dan Kecamatan Ulumanda, yakni Desa Sulai, Salutambung, Ulumanda dan Kecamatan Tubo Sendana.
“Data pengungsi ini, sesuai yang disampaikan Pemerintah setempat, mulai dari Pemerintah Kecamatan Malunda, para Kepala Desa dan Lurah,” sebut Sirajuddin.
Dikatakan, para petugas di lapangan masih terus memutakhirkan data dampak gempa dan tidak ada korban jiwa termasuk luka serta laporan kerusakan. “Kondisi mutakhir, gempa dirasakan sedang sekitar kurang lebih 5 detik di wilayah Kabupaten Majene membuat masyarakat sempat panik keluar rumah atau gedung,” jelasnya.
Ia menuturkan, BPBD Kabupaten Majene terus melakukan memonitoring di lapangan. “Untuk data kerusakan rumah kita masih dalam pemantauan. Dan untuk sementara terdapat 35 titik tersebar di 3 Kecamatan, termasuk data pengungsi juga masih berproses.
Sirajuddin mengaku, terus melakukan kordinasi dengan pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulbar. “Semoga tidak terjadi gempa susulan, dan kepada warga jangan di tenda terus tetap beraktivitas seperti biasanya namun juga tetap waspada,” imbuhnya.
(Whd)