Masyarakat Setempat Menjadi Ketakutan dan Resah Atas Aktifitas Exsplorasi Dilakukan Oleh Perusahan Asal Amerika Itu

Berita, Daerah1343 Dilihat

Namlea-TransTV45.com||Diduga masuknya  PT.OG (Ormat Geothermal ) yang bergerak untuk mengelola sumber  panas bumi, saat ini  telah membuat masyarakat yang tinggal disekitar lokasi tersebut mulai gelisah dan ketakutan akibat  beroperasinya perusahaan asal Amerika, terletak diwilayah adat Petuanan Kaiely, desa Wapsalit kecamatan Longlong  Guba kabupaten Buru, Maluku. Minggu (6/8/2023).

Ditanggapi masyarakat disana memilih untuk mengungsi ke tempat yang dirasa lebih aman. Anak-anak sudah tidak bisa bersekolah, beribadah pun sudah tidak bisa, Pasalnya, dihantui oleh rasa takut karena nyawa mereka menjadi taruhan.

Selain itu,warga meminta Pemda harus bertanggungjawab dan memperhatikan keselamatan mereka. Atas kejadian tersebut yang diduga sangat merugikan masyarakat setempat.

Direktur SASI kabupaten Buru, Deliana Behuku meminta PT.OG asal Amerika  agar segera menghentikan eksplorasi dan angkat kaki dari petuanan masyarakat adat soar pito soar pa Rechensap Kaiely kecamatan Lolong Guba Kabupaten Buru Provinsi Maluku karena dianggap menjadi bencana baru di wilayah tersebut.

Menurut Behuku, Aktifitas PT. Ormat jangan hanya memikirkan keuntungan untuk perusahan tapi juga harus memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan warga sekitar. Mereka juga mengeluh atas ketidak jelasan janji perusahan untuk memberi insentif kepada tokoh-tokoh adat dan desa. Bukan saja itu aktifitas PT Ormat dinilai sangat mengancam keberlangsungan hidup dan berpotensi merusak lingkungan setempat.” Ucap Behuku.

Selanjutnya, Behuku juga menilai, kehadiran PT Ormat menyebabkan konflik di tengah-tengah masyarakat karena dinilai tidak menghargai masyarakat adat setempat. Sambung Behuku, kehadiran PT. Ormat juga telah memporak-porandakan ruang hidup masyarakat setempat atas akses dan kontrol terhadap hutan dan lingkungan sekitar, alasannya  karena seluruh masyarakat di situ menggantungkan hidupnya sebagai petani di kebun dan menyuling minyak kayu putih.

Nada berbeda datang dari,Yafet Hukunala, salah satu warga setempat sangat menyesali aktifitas yang dilakukan oleh PT Ormat karena perusahan tersebut tidak melakukan sosialisasi terlebih dahulu agar masyarakat tahu dampak positif dan negatif yang muncul setelah dilakukan pengoboran. Yafet mengisahkan beberapa perusahan pengoboran di Indonesia akibatnya sangat fatal terhadap lingkungan dan kelangsungan hidup warga sekitar.

Terkait aksi palang oleh tokoh adat dataran tinggi Petuanan Kaiely, Kapsodin bersama perangkat adat beberapa waktu kemarin dengan diduga PT.OG lebih dulu melakukan pengeboran sebelum dilakukan proses upacara adat

“Sebelumnya, PT.OG asal Amerika tersebut dipalang oleh kapsodin bersama pemangku adat.” Pasalnya.

Perusahaan sudah melakukan pengoboran sebelum dilakukan upacara adat.

Terkait Pemalangan, Fandi  Wael yang berhasil dikonfirmasi media ini Dalam penjelasan bila masuknya perusahaan semua mengetahuinya, baik pemerintah, masyarakat, para tua tua adat dan dirinya selaku raja petuanan Kaiely.

Menurutnya, aksi palang mungkin faktor diskomunikasi antara Kapsodin bersama kepala kepala So’a. Dan saya tidak mengetahui bila ada pemalangan, apa unsurnya pasti ada diskomunikasi

Dalam perjanjian  MOU antara Perangkat adat dan PT.Ormat Goerhelmai mengetahui pimpinan tertinggi dipetuanan Kaiely untuk membubuhi tanda tangan maka MOU ditanda tangani  Fandi Wael selaku raja.

Ditambahkan perusahaan telah duduk bersama dengan pemilik lahan sebelum dilakukan Eksplorasi.Demikian juga Soar pito soar pa setelah diundang dalam rangka sosialisasi.

Wider Nurlatu

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *