Aiptu Kadek, Sepuluh Tahun Menjaga Suara Publik

Breaking News1085 Dilihat

Palu-TransTV45.Com-Di balik bergantinya pucuk pimpinan Polresta Palu, dari AKBP Basya Radyananda hingga Kombes Pol Deny Abrahams, ada satu sosok yang tak pernah bergeser dari garda depan penyampaian informasi: Aiptu I Kadek Aruna.

Pria dengan sapaan Kadek itu telah sepuluh tahun menapaki jalan sunyi namun mulia, sejak Agustus 2016 hingga kini, sebagai penghubung antara kepolisian dan masyarakat melalui Humas Polresta Palu. Ia dikenal luas dengan sapaan sederhana: Kadek.

Bagi para penggiat media, nama Kadek bukan sekadar personel polisi. Ia adalah jembatan komunikasi, yang sabar menata kata-kata, menyampaikan suara pimpinan kepada publik, sekaligus menampung pertanyaan para wartawan cetak, online, maupun televisi. Kemampuan berbicara dua arah membuatnya tetap dipercaya, meski tahun demi tahun, kapolresta datang dan pergi.

Jejaknya tak hanya di balik meja pers rilis. Pernah suatu ketika, seorang wartawan bernama Amat Banjir mengalami pengalaman buruk saat melapor di Polsek Palu Selatan. Kadek, dengan rendah hati, datang sendiri meminta maaf atas nama Kapolresta. Sebuah sikap yang membuat profesinya melampaui sekadar birokrasi: ia menjelma wajah keramahan kepolisian.

Awal pengabdiannya di Humas pun lahir dari pengakuan atas kepiawaiannya. Saat menjadi Kanit Dikyasa Satlantas, ia dikenal lihai berbicara di hadapan para siswa, menjelaskan tentang lalu lintas dengan bahasa yang mudah dimengerti. Kemampuan itu sampai ke telinga Kapolresta Palu kala itu, AKBP Basya Radyananda. Sehari setelah pertemuan singkat, sebuah surat perintah resmi membawanya dari lalu lintas ke Humas.

Sejak saat itu, dari Agustus 2016, perjalanan Kadek di Humas Polresta Palu mengalir tanpa henti. Ia mengirimkan siaran pers, mendampingi pimpinan, menjawab pertanyaan awak media, dan mengisi ruang publik dengan informasi yang jernih.

Sepuluh tahun berjalan, ia seakan menegaskan satu hal: bahwa menjadi polisi bukan hanya soal seragam dan pangkat, tetapi juga tentang merawat kepercayaan masyarakat dengan kata-kata yang tulus. Kadek berdiri hari ini lebih tegak dari sebelumnya sebagai suara yang menjaga harmoni antara kepolisian dan rakyat.

Kini, di tengah pengabdiannya, I Kadek Aruna sedang menempuh ujian seleksi Alih Golongan (PAG). Sebuah fase penting yang selayaknya membuka jalan baginya menuju jenjang karier lebih tinggi.

Sosok yang selama ini menjadi ujung tombak komunikasi Polresta Palu layak diprioritaskan, sebab ia telah membuktikan bahwa kepemimpinan bukan hanya soal jabatan, melainkan juga konsistensi melayani.

Perannya pun semakin terasa dalam menciptakan kondisi kondusif di Palu. Melalui pemberitaan Humas Polresta Palu, Kadek menghadirkan informasi yang sejuk, menjaga suasana tetap aman, bahkan saat Pilkada 2024 berlangsung.

Tak hanya itu, media sosial resmi Humas Polresta Palu yang dipandunya juga berperan proaktif di ruang digital: menyejukkan para demonstran, mendorong mereka tetap tertib saat menyuarakan kritik. Buktinya, aksi besar pada 1 September lalu berjalan dengan aman, damai, dan penuh keteraturan.

Sepuluh tahun sudah ia menjaga suara publik. Dan barangkali, perjalanan Aiptu Kadek Aruna adalah pengingat bahwa kata-kata, bila diucapkan dengan tulus, dapat menjadi penopang utama keamanan dan kepercayaan di tengah masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *