Labura.TransTV45.com.||Banjir besar yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Labuhanbatu Utara Provinsi Sumatera Utara beberapa minggu lalu, meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi warga Aek Kanopan, selain menggenangi ribuan hektar lahan pertanian, banjir juga merendam ribuan rumah, sarana ibadah, sekolah termasuk harta benda.
Pasca kejadian bencana banjir tersebut, Selain intensitas curah hujan yang tinggi Diduga ada beberapa paktor yang semakin memperparah bencana banjir kali ini, salah satunya, jebolnya proyek tanggul penahan yang beberapa bulan lalu dikerjakan di Sikopi-kopi Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Pantauan awak media di lapangan, tidak ditemukan plank informasi mengenai pekerjaan namun telah selesai dikerjakan.
“Tanggul penahan yang sedianya bisa jadi penahan banjir dan bermanfaat bagi warga sekitar malah jadi mendatangkan musibah, ” celoteh seorang warga saat menunjukkan lokasi tanggul yang jebol kepada wartawan.
Terlihat di sana, Tanggul penahan yang beberapa bulan lalu dikerjakan malah bisa pecah-pecah dan longsor di beberapa titik tanggul dengan kerusakan mencapai sepanjang 30 meter selain pecah, retak dan longsor tanggul penahan juga jebol sekitar sepanjang 15 meter, yang mengakibatkan air banjir masuk menerjang perkebunan warga dan mengalir sampai ke permukiman hingga merendam ribuan rumah warga Aek Kanopan yang bermukim di sekitar bantaran sungai.
Sementara itu, Jaslan (66) warga Aek Bange seberang juga menyesalkan ulah oknum Kontraktor Nakal yang diduga dengan sengaja menimbunkan batang pohon sawit di tanggul penahan, sehingga tanggul tidak kuat ketika diterjang derasnya aliran air sungai dan diduga menjadi penyebab pecahnya tanggul.
Saat ditanyai awak media terkait adanya dugaan batang sawit yang ditimbunkan di tanggul Jaslan membenarkan, “Ia ada pasti ada, ini kan sawit yang di bongkar ditimbunkan semua di sini,” ucapnya sambil menunjukan tumpukan batang sawit yang terlihat di lokasi pecahnya tanggul.
Jaslan merasa kecewa atas pekerjaan tanggul penahan tersebut Ia berharap dan meminta kepada Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, agar turun kelokasi pembuatan tanggul penahan yg pecah untuk melakukan peninjauan langsung.
“Mohonlah Pak Gubernur, agar ditinjau ini, kami menduga proyek pengerjaan ini dikerjakan asal-asalan, ” pintanya, Sabtu (12 /11/2022).
Terpisah, Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Labuhanbatu Utara Mufti Ahmad Dalimunthe saat dikonfirmasi Awak media melalui pesan WhatsAppnya juga menyoroti perihal pengerjaan proyek tanggul yang dikerjakan tidak sesuai dengan semestinya. Ia juga mengatakan banjir besar di Labura beberapa hari lalu, yang menggenangi ribuan rumah salah satunya di sebabkan oleh jebolnya tanggul.
Ketua Komisi B DPRD Labura itu meminta Gubernur Sumut untuk segera mengevaluasi dan mengganti kepala UPT Kualuh Barumun yg tidak memiliki niat baik untuk mengatasi berbagai persoalan banjir di Kabupaten Labura, tak cukup sampai disitu Ia juga meminta APH untuk memeriksa seluruh kegiatan proyek di bawah UPT Kualuh barumun yg dinilai banyak masalah.
“Kita dari Komisi B meminta agar pak Gubernur untuk mengevaluasi dan mengganti Kepala UPT Kualuh Barumun, dan kepada Aparat Penegak Hukum untuk memeriksa seluruh pekerjaan proyek tanggul mereka, ” Kata Politisi PDI Perjuangan Labura tersebut.
“Kami juga mencium bau tak sedap pelanggaran hukum dimana pihak kontraktor mengorek tanah timbun dari lahan warga tanpa izin bahkan sampai merusak lahan masyarakat, lalu tanahnya dijadikan tanggul, padahal semestinya tanah untuk proyek tanggul itu didatangkan dari luar, bukan dari lahan masyarakat didekat proyek tersebut, persoalan ini besar, perusakan lahan masyarakat dan pengurangan volume proyek, proyek yang nilainya hingga milyaran rupiah faktanya tetap membuat banjir besar di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Komisi B menyesalkan dan menyayangkan uang negara miliaran rupiah seakan-akan tak bermamfaat, oleh karnanya Komisi B meminta Bapak Gubsu utk mencopot Kepala UPT Pengelolaan Irigasi Kualuh Barumun,” Ucap tegas Ketua Komisi B DPRD Labura.
Sementara itu, Kepala UPT Pengelolaan Irigasi Kualuh Barumun Wijaya saat di konfirmasi wartawan berkali-kali melalui pesan WhatsApp di no 0811-6199-9xxx, tidak aktif.|| Tim.MH24