Pekalongan-TransTV45.com || Penampilan kesenian reok Ponorogo yang di mainkan time macan putih dari Slamaran kota Pekalongan menambah kemeriahan dalam acara sedekah bumi yang digelar di halaman balai desa Mejasem kecamatan Siwalan kabupaten Pekalongan, Minggu (11/6/23).
Warga desa Mejasem sesekali bertepuk tangan melihat atraksi yang ditampilkan time reok Ponorogo macan putih dan lerlihat juga kegembiraan dari wajah penonton yang menyaksikan acara tersebut.
Acara dimulai dengan kirab mengitari desa Mejasem yang menyajikan dua gunung yang melambangkan gunung laki-laki dan gunungan perempuan dengan di iringi penampilan reok Ponorogo dan peran tokoh klono suandono yang di perankan kades Mejasem Sudarto,SE
Tampak hadir dalam acara tersebut camat Siwalan Toha, S.IP, anggota Polsek Sragi, anggota Danramil Sragi, seluruh perangkat desa Mejasem, kader TP-PKK, LPMD, BPD, tamas, toga dan tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya kepada desa (kades) Mejasem Sudarto, SE menyampaikan maksud dan tujuan menghadirkan kesenian reok Ponorogo salah satunya nguri-uri budaya jawa.
Ia juga mengatakan “Sengaja mengenalkan seni reog Ponorogo ini yang sempat di klaim negara Malaysia, padahal seni reog Ponorogo asli kesenian dari Indonesia,” ucap Sudarto.
Dalam kesempatan itu kades Mejasem menceritakan kesenian reok Ponorogo yang menurut beliau mempunyai filosofi tentang kehidupan.
Sudarto juga menceritakan kesenian reok Ponorogo di masa jaman Majapahit bahwa di singo barong itu ada macan dan merak artinya dalam kehidupan seorang pemimpin menjadi berhasil karena disampingnya ada seorang istri yang berbakti dan sebaliknya sekeras-kerasnya laki-laki masih takut sama perempuan.
Pada kesempatan itu Sudarto juga menjelaskan dua gunungan yang di tampilkan yaitu gunungan berbentuk mengerucut melambangkan gunungan laki-laki yang melambangkan seorang laki-laki harus mempunyai semangat yang tinggi sedang gunungan berbentuk bokor gunungan perempuan artinya seorang perempuan bisa mengunakan pemberian suami dengan sebaik – baiknya.
Puncak dari acara sedekah bumi di desa Mejasem salah satunya yaitu rebutan gunungan yang berisi rempah-rempah, buah-buahan dan jajanan, kemudian dilanjutkan makan bersama warga di pendopo balai desa setempat.
Raharjo
