Desa Napalakura Tak pantas di sebut desa berkembang Atau desa Maju,Akses jalan dan internet sangat sulit

Berita, Daerah178 Dilihat

Muna Sultra Napalakura- TransTv45.com||sebuah nama yang mungkin sudah tidak asing di telinga banyak orang, menyimpan ironi yang mendalam. Di tengah gencar-gencarnya program pemerintah untuk mendorong desa-desa menjadi desa berkembang atau bahkan desa maju, Napalakura justru terjerat dalam lingkaran isolasi. Predikat tersebut rasanya masih jauh panggang dari api jika melihat kondisi infrastruktur dasar yang begitu memprihatinkan, terutama akses jalan dan konektivitas internet.

Bukan isapan jempol belaka, perjalanan menuju Napalakura adalah sebuah perjuangan. Jalan-jalan yang rusak parah, berbatu, dan berlumpur di musim hujan, menjadi momok bagi setiap pengendara. Alih-alih mulus, yang ada hanyalah lubang menganga yang siap menjebak. Kondisi ini secara langsung menghambat laju perekonomian desa. Distribusi hasil pertanian dan perkebunan menjadi terhambat, biaya logistik membengkak, dan para petani terpaksa menjual produk mereka dengan harga murah karena sulitnya akses ke pasar yang lebih luas.

Lebih dari sekadar hambatan ekonomi, akses jalan yang buruk juga mengancam sektor-sektor vital lainnya. Pelayanan kesehatan, misalnya, seringkali terhambat lantaran sulitnya evakuasi pasien gawat darurat.

Ironi tak berhenti di sana. Di era digital ini, Desa Napalakura seolah hidup di zaman yang berbeda. Akses internet adalah barang mewah, bahkan nyaris tidak ada. Sinyal telekomunikasi yang fluktuatif, bahkan di beberapa titik benar-benar nol, membuat penduduk desa terputus dari dunia luar. Bagaimana mungkin sebuah desa bisa disebut “berkembang” jika informasi adalah barang langka?

Ketiadaan internet berdampak pada banyak hal. Para pelajar kesulitan mengakses materi pembelajaran daring, para pelaku usaha mikro dan kecil tidak bisa memasarkan produk mereka secara digital, dan masyarakat umum tidak bisa memanfaatkan berbagai layanan publik berbasis internet. Literasi digital pun menjadi tantangan berat, padahal kemampuan ini krusial di era saat ini.

Salah seorang pelaku ekonomi yang enggan di sebutkan Namanya meminta kepada pemerintah daerah (Pamda)kabupaten muna untuk segera memperbaiki akses jalan dan internet.

“Kita tidak pantas di juluki desa berkembang atau desa Maju karena akses jalan sangat rusak parah dan konektivitas internet sangat buruk.”ujarnya.

“kerusakan jalan ini membuat para pelaku ekonomi kesulitan untuk memasarkan hasil tani dan dagangnya keluar desa.ini membuat kami sangat kesulitan kami meminta kepada pemerintah daerah kabupaten Muna untuk segera memperbaiki infrastruktur dan koneksi internet desa Napalakura.jangan hanya membuat janji Manis dan duduk di ruangan ber AC.”Tegasnya.

Desa Napalakura, dengan segala potensi alam dan sumber daya manusianya, sesungguhnya punya peluang besar untuk maju. Namun, semua potensi itu seolah terpendam di balik minimnya infrastruktur. Predikat “desa berkembang” atau “desa maju” tidak seharusnya hanya menjadi label administratif semata, melainkan cerminan nyata dari kualitas hidup masyarakatnya.

“Pemerintah daerah dan pusat perlu meninjau kembali kondisi Desa Napalakura. Prioritas utama haruslah pembangunan dan perbaikan akses jalan yang memadai, serta pemerataan akses internet. Tanpa dua pilar dasar ini, impian untuk melihat Desa Napalakura menjadi desa yang berkembang dan maju hanya akan menjadi ilusi. Saatnya mengubah tantangan menjadi peluang, sehingga masyarakat Napalakura pun bisa merasakan pemerataan pembangunan yang selama ini mereka impikan.”Sambung Masyarakat desa Napalakura.

( Laode Ramuli )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *